E-book Windows Java Symbian My Playlist Video
Blogger Skins Scripts Blogging Tips Link Kosong Link Kosong
Blogs Review Cerita Hot Link Kosong Link Kosong
KonsultasiFacebookku Twitterku Software CommunityConnected ForeverMusik Favorit
Senin, 10 Mei 2010 | 05.25 | 0 Comments

Merusak Gagang Pintu

Sejak kecil yang aku tau bahwa ibuku kerjanya adalah menjual jamu di warung jamu kami yang dibangun di pinggir jalan, sementara rumah kami agak masuk kedalam gang sempit. Sebenarnya aku kadang merasa malu dengan pekerjaan ibuku sebagai penjual jamu itu, namun ada satu hal yang membuat aku sedikit aneh sejak aku memasuki usia remaja sebagaimana yang aku lihat dan apa yang dikatakan oleh orang-orang ‘dewasa’ bahwa ibuku selalu cantik, yang menurut mereka karena teratur minum jamu.Memang kalau aku lagi di warung sering aku liat para ‘buaya’ menggoda ibuku, bila ayahku tidak ada disitu, apalagi ayahku bekerja sebagai supir angkot jadi jarang mangkal dirumah. Rasa aneh itu yaitu aku cinta pada ibuku yang cantik itu. Sehingga sekarang usiaku memasuki 19 tahun rasa cinta itu semakin besar melebihi rasa cinta kepada pacarku Entah mungkin karena aku rada ganteng sehingga urusan pacar mudah didapat, namun aku selalu penasaran dengan ibuku yang keliatan ‘kalem’ terhadapku, karena menurutku sebagai wanita dia setidaknya tergoda dengan ketampananku, namun sepertinya dia tidak tergoda sama sekali. Inilah membuat aku tergila-gila memikirkan bagaimana supaya ‘mendapat cinta’ ibuku. Aku tidak pernah mengatur strategi untuk mendapatkan pacar tetapi untuk bisa menggauli ibuku, aku sampai ‘berkonsultasi’ dengan seorang lelaki tua yang berpengalaman yang kebetulan akrab denganku, pokoknya dia pintar menurutku, dia memang berpendidikan.Mengikuti nasehat orang yang berpendidikan itu, pada hari minggu aku sibuk sendiri dirumah, tidak mau seperti biasanya ikut membantu pekerjaan diwarung. Setelah merasa aman aku mulai membongkar ‘handle’ (gagang, pegangan pembuka) pintu kamar mandi, dengan tujuan untuk merusak gagang itu atau agar tidak bisa berfungsi untuk mengunci. Setelah dirusak lalu dipasang lagi. Meskipun aku begitu nekat namun aku begitu takut rencanaku gagal dan menjadi masalah besar, karena selama ini yang menghalangi aku untuk bisa menggoda ibuku yaitu selalu ada 2 adik perempuanku yang berumur 16 dan 10 tahun di sekitar itu. Aku takut mereka melihat dan menceritakan kepada ayah, meskipun ayah selalu pulang malam-malam dan kadang dalam keaadan mabuk. Jadi yang aku pikir sekarang bagaimana supaya aman dari adik-adikku kalau aku berhasil menggauli ibuku nanti. Sorepun tiba, 2 adikku itu pulang duluan, seperti biasa dan sebagaimana yang aku harapkan keduanyapun langsung mandi, setelah itu menyiapkan makan malam.Kini aku lagi yang pergi kewarung, namun sepertinya tidak ada kesempatan bagiku untuk bisa menggoda ibuku yang lagi sibuk itu. Tetapi memang tujuanku pergi membantu ibu diwarung agar dia cepat pulang tepat pada waktu adik-adikku selesai makan, jadi mereka sudah sunyi sepi didalam kamar, sementara tidak seperti biasanya ibu pulang hampir bersamaan ayah pulang. Dengan segala bujukan aku berhasil membuat ibu pulang cepat dan agak tepat seperti yang aku harapkan. Dan inilah saat yang dinanti-nanti tapi mendebarkan, yaitu disaat ibu masuk ke kamar mandi untuk mandi. Dari kegelapan aku perhatikan nampaknya dia menyadari ada yang salah dengan gagang pintu kamar mandi, karena dia korak korek gagang itu beberapa kali, kemudian balik kekamar tidur, kembali kekamar mandi dengan membawa kain. Setelah menunggu beberapa saat, kira-kira ibu sudah telanjang bulat didalam kamar mandi menurut perhitunganku, perlahan-lahan aku membuka pintu kamar mandi. Ibu kaget, langsung bertanya: “ada apa?” Dengan membuka kedua tanganku kearah ibu aku bermohon: “tolong bu..”“Memangnya, kamu kenapa?” ibu nampak keheranan. Ternyata ibu tidak telanjang saat itu, dia membalut tubuhnya dengan kain yang dibawa dari kamar tadi. Aku sedikit sadar mengapa ibu mandi berbalut kain seperti itu, untuk mengantisipasi kalau ada yang tiba-tiba masuk kamar mandi yang pintunya tidak bisa dikunci itu. “Bu..” dalam keadaan gugup aku langsung memeluk dan mencium lehernya. Awalnya aku hanya mencium leher dan belakang telinganya, karena memang aku tidak berani memandang wajah ibuku, dan tidak berani ‘berbuat’ terlalu liar, namun setelah aku merasa ibu mulai menikmati dan pasrah, berlahan-lahan aku coba melepas kain yang membalut tubuh ibuku. Entah mungkin karena dari kecil sudah tertanam dalam benakku untuk mengagumi ibuku, sehingga apa yang ku lihat saat itu terasa sungguh luar biasa. Tubuh ibuku padat berisi tidak seperti pacarku yang kurus. Ibu tersenyum sambil melebarkan pahanya untuk menunjukkan vagina yang berotot, gundul dan kemerah-merahan. “Nak..” suara ibu mendesah, “ibu lanjutin mandinya ya, nanti kita lanjut di kamar… liat pintu itukan rusak kuncinya” ibu menunjukkan kedewasaan dan kebijaksanaannya. Bagaimana agar kenikmatan itu tidak menjadi masalah dalam keluarga kami. Sampai disini, nampak merupakan cerita yang indah, namun ada beberapa masalah mulai muncul, diantaranya: (1) Hasratku selalu bergelora sementara aku dan ibu hampir tidak pernah ada waktu yang aman untuk menikmati kenikmatan itu, (2) Kecemburuan ayah kepada ibu semakin membesar, membuat sering terjadi pertengkaran, namun ayah tidak menaruh curiga terhadap aku, dia cemburu terhadap beberapa pelanggan jamu yang suka menggoda ibu. .

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright TEORI KEBAHAGIAN © 2010 - All right reserved - Using Blue Porno Theme
Best viewed with Mozilla, IE, Google Chrome and Opera.